Post Ibukota - Debat kedua bagi calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta
yang akan digelar pada Jumat ( 27/1/17) yang bertemakan birokrasi serta
penataan kota akan berjalan dengan sangat menarik. pasalnya ketiga calon
pasangan Gubernur DKI Jakarta dipastikan akan kembali saling menyerang.
Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno mengatakan bahwa
untuk menghadapi debat kedua ini. tentu semua kandidat telah mempersiapkan diri
secara matang. bukan hanya semata soal retorika yang harus memukau, tetapi
menjadi ajang perang data yang akurat sebagai basis dari argumen.
Melihat perdebatan pertama yang relatif imbang, debat kedua
ini diprediksikan menjadi pembuktian dan unjuk kebolehan oleh para kandidat
yang akan menetukan siapa yang layak menjadi pemimpin Jakarta."Sebab itu,
maka saling serang, saling mengkritik dan saling menegasi antar kandidat tak
kan bisa dihindari", kata Adi.
Di dalam konteks penataan kota, pasangan dari calon dengan no
urut dua Ahok-Djarot tetap akan menjadi objek kritikan dari kedua pasangan
lainnya. sebagai imbasnya, pasangan no dua ini akan terus terusan dituding
sebagai salah satu pemimpin yang tidak memiliki rasa manusiawi karena kerap
melakukan penggusuran demi menata Jakarta.
Di prediksikan juga, bahwa pasangan dengan no urut tiga akan
terus menerus menohok Ahok-Djarot karena mengabaikan nilai humanis dalam menata
Jakarta. bagi Anies, membangun dan menata tidak harus dilakukan pengusuran.
Begitu juga dengan pasangan dengan no urut satu AHY-Silvi yang akan terus menjadikan Ahok-Djarot sebagai objek pelampiasan kritik atas
kebijakan dari sikap terus menerus melakukan pengusuran terhadap masyarakat
Jakarta.
Sementara mengenai reformasi birokrasi, Ahok-Djarot harusnya
dapat bernafas dengan lega karena sektor ini merupakan salah satu program
unggulan mereka. misalnya masalah penghapusan pungutan liar, memecat camat dan
lurah yang tidak kredibel serta pelayanan lainnya.
Meskipun demikian, bukan berarti Ahok-Djarot bebas dari
kritikan terkait dengan reformasi birokrasi ini. dipastikan bahwa calon dengan
no urut dua ini tetap akan menjadi kritikan dari pasangan yang lain.
Perdebatan ini juga seperti sebuah permaian dimana para
calon lain akan terus menerus mencari sekecil apapun sebagai bahan kritikan
untuk lawan lawannya.( Post Ibukota ).