» » Tertangkapnya pilot Susi Air mengonsumsi Narkoba, sebegitu buruk kah pengawasan penerbangan di Indonesia ?

Tertangkapnya pilot Susi Air mengonsumsi Narkoba, sebegitu buruk kah pengawasan penerbangan di Indonesia ?

Penulis By on Kamis, 12 Januari 2017 |

Tertangkapnya pilot Susi Air mengonsumsi Narkoba, sebegitu buruk kah pengawasan penerbangan di Indonesia ?

Post Ibukota - Saat ini, pengawasan penerbangan kembali menjadi sorotan terkait dengan dua pilot maskapai penerbangan Susi Air yang sedang dilakukan pemeriksaan terkait dugaan mengonsumsi narkoba oleh Pihak Badan Narkotika nasional.

Kasus bermula ketika BNN Cilacap melakukan pemeriksaan urine terhadap pilot dari Maskapai penerbangan Susi Air yang diketahui baru mendarat di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, dari Bandara Nusa Wiru dengan menggunakan Pesawat Cessna Caravan pada rabu ( 11/1 ).

Dari pemeriksaan terhadap dua pilot Asing maskapai penerbangan Susi Air tersebut, terindikasi positif mengonsumsi Narkoba. pihak maskapai dari Susi Air belum dapat dihubungi untuk melakukan Konfirmasi terkait dengan masalah ini.

Namun untuk memastikan bahwa kedua pilot tersebut mengonsumsi narkoba. Keduanya menjalani tes lanjutan di Kantor Pusat Badan Narkotika Nasional yang ada di Jakarta.

"(tes yang dilakukan di Cilacap ) itu kan hanya test sementara aja. dengan menggunakan Narco test atau rapid-test. tapi kalau untuk pendalaman kan harus ada tes Konfirmasi dengan menggunakan Laboratorium, tiga sampai empat hari setelah dilakukan pemeriksaan", kata Kepala Humas Badan Narkotika Nasional, Slamet Pribadi.

Dugaan kedua pilot mengonsumsi narkoba mengemuka untuk kedua kali nya dalam waktu sebulan ini berturut turut. Pada desember 2016 lalu, pilot Maskapai penerbangan Citilink, Tekad Purna Agniamartanto juga diduga telah mengonsumsi narkoba setelah para penumpang mengeluhkan gaya bicara nya yang aneh.

Meski demikian, belakangan BNN tidak mendeteksi narkotika dan Zat adiktif pada tubuh pilot Citilink tersebut. Sorotan terarah ke pengawasan penerbangan Indonesia.

Menurut salah satu pilot senior Garuda Indonesia. Shadrach Nababan, pemerintah harus berbuat guna memastikan keamanan penerbangan.

"Pilot itu ada regulasi mengenai Kesehatan, Setiap enam bulan sekali setiap pilot harus melakukan medical examination. kalau tidak lulus, tidak boleh terbang. bahwa di kehidupan yang sebegitu ketatnya masih juga bisa terjadi penyimpangan. seharusnya pemerintah maupun para pihak yang berkepentingan terhadap keselamatan penerbangan berbuat sesuatu lah", katanya.

Shadrach mempertanyakan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan para Kru pesawat sebelum dan sesudah terbang.

"Setiap ada kecelakaan, apakah ( Pemerintah memeriksa ) kecelakaan ini berhubungan dengan kesehatan para Kru ? mereka diteliti ngak,  72 jam sebelum kecelakaan, mereka ngapain aja ? apa yang dia kerjakan, apa yang dia konsumsi? itu yang harus diteliti. baru kita bisa bereaksi untuk mencegahnya. Kalau hanya normatif, formalitas segala macam aja akan berulang ulang", Lanjutnya.(Post Ibukota)



 
Belajar Judi Berita Artis Terkini Kabar Terkini Jadwal Bola Hari ini Jadwal Bola Hari ini TVN24 Online Mydetikcom Semangat NKRI Sindo Daily News Kompasindo News Analisa Berita Analisa Terkini Jendela Berita Online Lensa Berita Terkini Harian Radar Post sabung ayam pw Agen sbobet penipu poker texas boya situs resmi sbobet sbobet link sbobet asia mobile sbobet casino login maxbet login situs judi online situs poker terpercaya Sbobet Online Login Wap Sbobet Mobile Daftar Sbobet Mobile Indobet